kali ini saya akan memosting makalah presentasi pertama saya di semester 3. judulnya Dasar Sistem Ekonomi. Semoga bermanfaat. bagi yang ingin menjadikan bahan referensi harap cantumkan sumbernya ya..
untuk link download silakan
DASAR SISTEM EKONOMI
Disusun untuk
memenuhi tugas harian kelompok mata kuliah system ekonomi islam jurusan S1 – Ekomomi Syariah, semester IV
Disusun Oleh:
1.
Slamet Riyadi (63020160099)
2.
Ali Mustopa (63020160125)
3.
Khoir Umi Laksana (63020160147)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahiwabarukatuh
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah
Nya kepada kita, sehingga terselesaikannya makalah ini dengan baik. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.
Makalah ini kami susun dan kami persembahkan terutama pada
yang terhormat Bapak Mifdlol, dan segenap teman – teman. Semoga makalah ini
kedepannya dapat bermanfaat bagi kita semua, dalam rangka menambah khasanah
ilmu pengetahuan terutama bidang system perekonomian.
Kami dalam melakukan proses penyusunan tentunya tidak akan
dapat menyelesaikan makalah ini, tanpa adanya bantuan dari pihak – pihak lain.
Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah
melancarkan penyusunan makalah ini. Baik dari pihak perpusda dan perpustakaan
IAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitas sebagai bahan referensi kami
menulis, Bapak Mifdlol selaku dosen pengampu mata kuliah system ekonomi islam
yang telah memberikan bimbingan, serta teman – teman sekalian atas dukungannya.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini,
terdapat kesalahan baik dari segi bahasa, isi, ataupun penulisannya. Oleh sebab
itu kritik dan saran dari semua pihak akan sangat bermanfaat bagi kami dalam
rangka penulisan makalah kedepannya.
Sekian yang dapat kami sampaikan, semoga Allah melindungi
kita semua
Wassalamualaikum
Warahmatullahiwabarokatuh
Salatiga, Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu Negara
yang menyatakan kemerdekaannya tentu saja harus memenuhi syarat-syarat
berdirinya suatu Negara antara lain terbentuknya system konstitusional atau
perundang-undangan, system pemerintahan, sistem perbankan dan lain sebagainya.
Tentu saja yang tidak kalah penting adalah sistem ekonomi suatu Negara.
Sistem
ekonomi ini menjadi penting karena tentu saja dalam suatu Negara terdapat
hubungan antara sumber daya dan seluruh warga negaranya termasuk pemerintahan.
Sistem ini mengatur segala hubungan tersebut, bagaimana suatu masyarakat
memiliki hak untuk memiliki dan memanfaatkan sumber daya tersebut, bagaimana
pemerintahan mengatur jalannya produksi dan distribusi, dan masih banyak lagi.
Sistem ekonomi inilah yang nantinya akan digunakan suatu Negara untuk menjadi
titik fokus dalam menjalankan perekonomian untuk pencapaian suatu tujuan
tertentu, diantaranya adalah kesejahteraan dan keadilan. Tanpa adanya sistem
ekonomi yang mengatur, maka perekonomian suatu Negara dapat diprediksi akan
kacau dan dapat berakibat juga dengan kehancuran Negara.
Membangun
sistem ekonomi bukan perkara yang mudah dan oleh karenanya tidak mungkin
dilakukan secara instan. Proses ini memerlukan sebuah usaha yang keras dan
berjenjang karena sistem ekonomi bukan konsep teknis yang digunakan untuk
menyelesaikan persoalan yang berdifat pragmati. Tetapi, sistem ekonomi adalah
sebuah konsep yang bersifat normative dan digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan ekonomi yang sejalan dengan landasan ideologis
masyarakatnya. (Shadr, 2008)
Pentingnya
pembentukan sistem ekonomi yang telah disebutkan diatas, hal itulah yang
menjadi latar belakang penulisan makalah ini. makalah ini akan membahas dasar
dari sistem ekonomi, meliputi definisi dari sistem ekonomi, cirri-ciri,
elemen-elemen, fungsi serta factor-faktor yang memengaruhi terbentuknya sistem
ekonomi suatu Negara.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut,
kami menyusun 5 (lima) rumusan masalah yang penting untuk dibahas, yaitu:
1.
Apa definisi dari sistem ekonomi?
2.
Apa saja diri-ciri sistem ekonomi?
3.
Apa saja elemen-elemen dalam sistem ekonomi?
4.
Apa fungsi dari sistem ekonomi?
5.
Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi
terbentuknya sistem ekonomi?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas,
tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:
1.
Mengetahui definisi dari sistem ekonomi.
2.
Mengetahui cirri-ciri sistem ekonomi.
3.
Mengetahui elemen-elemen dalam sistem ekonomi.
4.
Mengetahui fungsi dari sistem ekonomi.
5.
Mengetahui factor-faktor yang memengaruhi
terbentuknya sistem ekomomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Ekonomi
Menurut
Nurullah, sistem ekonomi adalah satu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan
keputusan yang mengimplementasikan keputusan terhadap produksi, distribusi, dan
konsumsi dalam suatu daerah atau wilayah.[1]
Definisi tersebut adalah definisi secara umum mengenai sistem ekonomi. Akan
tetapi bila dilihat dari macam-macam sistem ekonomi, definisi sistem ekonomi
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sistem ekonomi konvensional (dalam hal
ini kapitalis, sosialis, campuran), dan sistem ekonomi islam. Berikut definisi
dari setiap sistem ekonomi tersebut:
1.
Sistem ekonomi konvensional
Sistem ekonomi merupakan sebuah wadah dimana
para pelaku ekonomi berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.[2]
Sistem ekonomi ini biasa sisebut juga sebagai ekonomi konvesional/materialis
yang dimana perilaku ekonominya menjadikan materi sebagai kiblat dari
segalanya. Sistem ini tentu saja berbeda dengan Sistem ekonomi Islam. Sedangkan
Sistem Ekonomi Islam merupakan sistem yang menyandarkan kerangka acuanya pada
dimensi moral dan spiritualnya.[3]
Dengan demikian, sistem ekonomi konvensional adalah suatu wadah yang berisikan
elemen-elemen dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk mencapai tujuan, yaitu
keuntungan yang setinggi-tingginya.
2.
Sistem ekonomi islam
Ekonomi
islam adalah iqtishad, sebagaimana dalam tujuan syariat islam yakni
merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat yang
disebut falah.[4]
Sehingga sistem ekonomi islam adalah suatu tatanan atau mekanisme kerja dalam
suatu perekonomian yang dilandaskan pada syariat islam dalam pencapaian suatu
tujuan tertentu. Dalam ekonomi islam keuntungan atau materi bukanlah tujuan
utamanya, melainkan lebih pada perbaikan akhlaknya. Dalam sistem ini juga lebih
mengutamakan pemerataan (keadilan) ekonomi daripada pertumbuhan ekonomi.
B. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi
1.
Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang
membebaskan setiap individu (swasta) untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam
rangka pencarian keuntungan. Cirri-cirinya antara lain:
1)
Pengakuan yang tinggi terhadap hak milik tiap
individu.
2)
Adanya kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
3)
Pengejaran keuntungan untuk diri sendiri.
4)
Bertujuan untuk mengejar materialism.
5)
Sistem yang diatur oleh mekanisme pasar.
2.
Sistem ekonomi sosialis
1)
Faktor produksi dan kegiatan ekonomi diatur oleh
pemerintah.
2)
Tidak ada hak milik pribadi secara absolute.
3)
Kemungkinan munculnya politik ekonomi.
4)
Semua warga adalah karyawan Negara.
5)
Terbatasnya gerak para pelaku ekonomi dalam
melakukan kegiatan ekonomi.
3.
Sistem ekonomi campuran
1)
Hak milik swasta (individu) diakui selama tidak
merugikan kepentingan umum.
2)
Sumber daya yang vital (kebutuhan orang banyak)
dikuasai Negara.
3)
Pengeluaran kebijaksanaan ekonomi oleh
pemerintah.
4)
Kebebasan untuk melakukan persaingan dan
kegiatan ekonomi selama tidak melanggar kebijakan pemerintah.
4.
Sistem Ekonomi Islam
Berbeda dalam sistem ekonomi konvensional (sosialis,
kapitalis, campuran) yang orientasi utamanya adalah pencarian untung yang sebesar-besarnya,
sistem ekonomi islam lebih mementingkan kepentingan bersama (mashlahah ummat).
Dalam sistem ekonomi islam, kegiatan ekonomi ditujukan tidak lain adalah untuk
memperbaiki ahlak setiap umat dan juga meningkatkan keimanan. Sistem ekonomi
islam dibangun bukan atas sistem yang telah syariah diturunkan oleh Allah,
melainkan dibangun oleh setiap individu dalam suatu Negara yang perilakunya
berdasarkan Syariat.
Menurut Khomaini (2005), konsep ekonomi islam berbeda
dan tidak mengadopsi sistem kapitalisme barat maupun sosialisme. Sistem ekonomi
islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun Negara kesejahteraan (walfare state).[5]
Mansur dalam bukunya seluk beluk Ekonomi Islam memberikan prinsip yang lebih
rinci mengenai sistem ekonomi islam, diantaranya:
1.
Kebebasan Individu.
2.
Hak terhadap harta.
3.
Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar.
4.
Jaminan social.
5.
Distribusi kekayaan.
6.
Larangan menumpuk harta.
7.
Kesejahteraan individu dan masyarakat.
C. Elemen-Elemen Sistem Ekonomi
Sistem
ekonomi dibangun oleh elemen-elemen yang kemudian membentuk satuan kerja yang
menyeluruh (Holesovsky, 1977). Menurut Susanti, elemen-elemen yang membentuk
satuan kerja tersebut terdiri dari empat, yaitu:
1.
Kepemilikan Sumber daya.
2.
Pelaku ekonomi.
3.
Mekanisme penyelenggaraan ekonomi.
4.
Tujuan yang ingin dicapai. [6]
Dari keempat elemen tersebut
dapat kami jabarkan sebagai berikut ini:
1.
Kepemilikan Sumber daya
Dalam sistem ekonomi kapitalis, kepemilikan sumber
daya dibebaskan kepada setiap individu (swasta). Siapapun yang memiliki sumber daya
tersebut diberi kebebasan untuk mengelola dan memanfaatkannya dalam pencapaian
tujuan yakni pencarian keuntungan. Karena sistem ekonomi ini percaya bahwa
efisiensi sumber daya akan dapat dihasilkan dengan sendirinya oleh mekanisme
pasar. Dalam sistem ekonomi ini tidak dikenal dengan kepemilikan bersama baik
itu sumber daya yang merupakan hajat hidup orang banyak maupun tidak.
Sementara itu, dalam sistem ekonomi sosialis, peran
pemerintah sangatlah kuat. Dalam sistem ini bahkan kepemilikan individu ditiadakan,
dan lebih dalam lagi bahwa semua sumber daya manusia atau semua warga merupakan
karyawan bagi Negara. Sistem ini percaya bahwa penghapusan kepemilikan individu
akan mengurangi terjadinya eksploitasi bagi setiap orang yang menguasainya,
sehingga akan tercipta keadilan. Akan tetapi karena dominasi pemerintah yang
sangat kuat, menyebabkan sistem ekonomi ini tidak dapat berkembang dengan cepat
karena kebebasan pasar untuk berinovasi sangat dibatasi. Selanjutnya
pemerintahan akan cenderung dictator.
Selanjutnya adalah pada sistem ekonomi campuran,
dimana setiap individu diakui hak kepemilikannya dan dibebaskan dalam melakukan
kegiatan ekonomi, akan tetapi pemerintah tetap menjadi lembaga yang membuat public police atau peraturan. Sehingga
meskipun diberi kebebasan, setiap individu juga harus menaati peraturan atau
kebijakan pemerintah tersebut.
Berbeda dari ketiga sistem ekonomi tersebut, yang
beranggapan bahwa sumber daya dapat dimiliki (dikuasai) oleh pemerintah maupun individu,
maka sistem ekonomi islam menawarkan solusi yang lebih adil. Dalam sistem
ekonomi islam, sumberdaya merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan
mutlak milik Allah SWT, sehingga tidak ada kepemilikan yang absolute kepada
tiap individu maupun pemerintah. Dalam sistem ini, setiap manusia hanya
merupakan pemegang amanah dari sumber daya yang harus dikelola untuk
kepentingan hidup dengan baik, bukan untuk dikuasai.
Dari pernyataan tersebut, maka kepemilikan sumberdaya
dikategorikan menjadi 3 yang utama, yaitu:
a)
Mutlak milik Allah SWT, manusia hanya penerima.
b)
Pemerintah yang berkuasa.
c)
Kepemilikan individu (swasta).
2.
Pelaku Ekonomi
Pelaku ekonomi adalah semua sector yang ikut serta
dalam kegiatan perekonomian. Dalam berbagai sumber yang telah kami olah,
pelaku-pelaku ekonomi tersebut diantaranya:
a)
Sektor pemerintah
b)
Sektor rumah tangga
c)
Sector swasta
d)
Sector
luar negeri
Sementara dalam sistem ekonomi islam Allah juga
merupakan bagian dari ‘pelaku’ sistem ekonomi. Karena dalam islam tujuannya
adalah keseimbangan material dan spiritual. Dan Allah merupakan pemilik
absolute daripada semua sumber daya (alam semesta), dan manusia hanyalah
pengelola atau yang diberi amanah oleh Allah.
3.
Mekanisme penyelenggaraan ekonomi
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah memberikan
kebebasan dalam penyelenggaraan kegiatan ekonomi. Termasuk dalam hal ini
penguasaan sumber daya, penentuan harga, semua diserahkan pada mekanisme pasar.
Hal ini yang menyebabkan mudahnya terjadi ketimpangan social. Dimana siapa yang
kuat diat yang bertahan. Dalam sistem ini, individu yang telah menguasai
sumberdaya dialah yang bertahan. Karena tujuan utama dalam sistem ini adalah
keuntungan, maka kepedulian terhadap individu yang lemah tidak diprioritaskan.
Sementara dalam sistem sosialis, penyelenggaraan
dilakukan dimana sumber daya, kebijakan penentuan harga, dan lain sebagainya
dikuasai oleh Negara. Termasuk Negara adalah penetu kebijakan penyelenggaraan
ekonomi. Negara adalah komando dan semua individu didalamnya harus patuh
terhadap kebijakan tersebut. Dampaknya adalah masyarakat tidak bisa secara
leluasa mengembangkan kreatifitas, inovasi, dalam melakukan kegiatan ekonomi,
karena semua telah diatur oleh lembaga pemerintahan. Lebih ekstrim lagi,
membuka peluang bagi pemerintah untuk memimpin secara dictator.
Sistem ekonomi campuran berada ditengah-tengah antara
sosialis-komunis. Dimana mekanisme kerjanya adalah pemerintah memberikan
kebebasan terhadap setiap individu dalam melakukan kegiatan ekonominya. Persaingan
bebas juga diterapkan dalam sistem ini, akan tetapi meskipun demikian, pada
sistem ini, kebijakan tetap ditentukan oleh pemerintah. Pemerintah berfungsi
sebagai pengawas dalam kegiatan ekonomi, sehingga diharapkan terjadi kegiatan
ekonomi yang bebas tapi bertanggung jawab.
Yang terakhir adalah sistem ekonomi islam. Mekanisme
sistem ekonomi islam sebenarnya paling sederhana dan mendasar. Dalam sistem
islam yang paling ditekankan adalah pencapaian tujuan dalam rangka
penyempurnaan akhlak. Mekanismenya adalah, dimana Allah SWT adalah pencipta dan
pemilik segala sumber daya di muka bumi ini. manusia sebagai khalifah, hanya
diamanahkan untuk digunakan kebaikan hidup selama di dunia. Manusia dibebaskan
untuk melakukan pengelolaan sumber daya selama tidak melanggar syariat dan
tidak merugikan manusia yang lainnya. Dlam sistem ekonomi islam juga melarang
adanya penimbunan sumber daya dan pemilikan sumber daya pada segelintir orang
saja. Karena pada dasarnya semua sumber daya ini adalah anugerah Allah untuk ummat
manusia seluruhnya. Jadi, dalam sistem ini, selain pada pemenuhan kebutuhan
individu, distribusi harta kekayaan juga diwajibkan (zakat, infaq, shadaqah,
qakaf, dll). Hal ini agar tidak terjadi ketimpangan social, dan lebih dalam
agar meningkatkan aspek spiritual manusia.
4.
Tujuan yang ingin dicapai.
Dalam sistem ekonomi konvensional (sosialis,
kapitalis, campuran), tujuan yang ingin dicapai semata adalah tujuan
material/fisik saja, walaupun tadi telah disebutkan mekanisme penyelenggaraan
masing-masing sistem berbeda, tapi tujuannya secara umum adalah sama. Hanya
beda sedikit dalam sistem ekonomi campuran, dimana disitu juga terdapat tujuan
dalam rangka keadilan dan pemerataan sumber daya ekonomi. Akan tetapi tetap
saja dalam sistem konvensional ini, kepentingan dari segi spiritual tidak
begitu ditonjolakan.
Sementara dalam sistem ekonomi islam, karena sistem
ini dibentuk dari kesadaran individu yang berakhlak, maka tujuannya adalah
terciptanya keseimbangan antara material dengan spiritual. Maka, selain mengutamakan
efektifitas, efisiensi, dan produktivitas, juga menutamakan aspek mashlahah
bersama.
D. Fungsi Sistem Ekonomi
Dalam suatu
Negara, sistem ekonomi difungsikan untuk mengkoordinasi dan mengatur kegiatan
ekonomi agar berjalan dengan baik. Dalam sistem ekonomi konvensional, fungsi
sistem ekonomi sebagai coordinator kegiatan ekonomi adalah untuk mengatur
bagaimana ekonomi harus dijalankan supaya tujuan tercapai. Dalam sistem
konvensional, efisiensi, efektifitas, produktivitas, merupakan hal penting yang
harus dikejar.
Sementara
dalam sistem ekonomi islam, mekanisme kerja yang dimuat dalam sistem
difungsikan untuk mencapai tujuan manusia, yaitu kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Sehingga tidak hanya bagaimana memandang keuntungan material saja,
tapi juga untuk pencapaian tujuan spiritual. Lebih dalam lagi, bahwa sistem
ekonomi islam dibangun dengan prinsip kepemilikan, kebebasan, keadilan dalam
pencapaian penyempurnaan akhlak.
E. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terbentuknya Sistem Ekonomi
1.
Faktor Internal
Faktor intern adalah factor yang berasal dari dalam Negara tersebut,
tentunya berbeda dari setiap Negara di dunia, factor itu antara lain adalah:
a)
Sumber daya yang ada di Negara tersebut.
b)
Sistem politik dan pemerintahan.
c)
Ideologi yang dipakai dalam suatu Negara.
2.
Faktor eksternal
a)
Pengaruh dari Negara lain berupa sistem yang
dianut.
b)
Pengaruh politik internasional.
c)
Pengaruh hubungan kerjasama dengan Negara lain.
d)
Pengaruh penjajahan oleh Negara lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas tentang dasar-dasar sistem ekonomi, dapat kami simpulkan bahwa
sistem ekonomi adalah tatanan atau mekanisme kerja sebagai coordinator dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi. Tanpa adanya sistem ekonomi dalam suatu Negara,
maka perekonomian tidak akan berjalan dengan baik. Dalam sistem konvensional,
Sistem ekonomi digunakan untuk pencapaian tujuan efisiensi, efektifitas, dan
produktivitas sumberdaya. Sementara dalam sistem islam, sistem ekonomi
digunakan untuk pencapaian tujuan manusia yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Munawar ismail. Dwi Budi Santosa dan
Ahmad Erani Yustika, Sistem ekonomi
Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dede nurohman. 2011. Memahami jasa-jasa ekonomi islam,Teras:
Yogyakarta
Mansur.2009. Seluk Beluk Ekonomi Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Santosa, Eri Wibowo Agung. Ekonomi Islam dalam Konteks Ke-Indonesia-an
(perspektif jalan ketiga).
Susanti, Elsa .2017. Elemen-elemen Sistem Ekonomi. www.elsasusanti29.
blogspot. co. id. diakses pada 25 Februari 2018.
Ash Shadr, Muhammad Baqir.2008.Buku Induk Ekonomi Islam Istiqshaduna.Jakarta:
Zahra.
Jurnal. 2017. Pengertian, fungsi, dan macam-macam sistem
ekonomi. www.jurnal.id. Diakses pada 25 Februari 2018.
[1] Dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Syariah Nahdatul Ulama (STISNU), Nusantara Tangerang, Banten.
[2] Munawar ismail. Dwi Budi
Santosa dan Ahmad Erani Yustika, Sistem
ekonomi Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hlm 16
[3] Dede nurohman. Memahami jasa-jasa ekonomi islam,Teras,
Yogyakarta, 2011 hlm 1
[4] Mansur.2009. Seluk Beluk Ekonomi Islam. Salatiga:
STAIN Salatiga Press. Halaman 35.
[5] Santosa, Eri Wibowo Agung.Ekonomi Islam dalam Konteks Ke-Indonesia-an
(perspektif jalan ketiga).hal.5
[6] Susanti, Elsa.2017. Elemen-elemen Sistem Ekonomi. www.elsasusanti29.blogspot.co.id.
diakses pada 25 Februari 2018.