Rabu, 28 Februari 2018

DASAR SISTEM EKONOMI

kali ini saya akan memosting makalah presentasi pertama saya di semester 3. judulnya Dasar Sistem Ekonomi. Semoga bermanfaat. bagi yang ingin menjadikan bahan referensi harap cantumkan sumbernya ya..
untuk link download silakan

DASAR SISTEM EKONOMI
Disusun untuk memenuhi tugas harian kelompok mata kuliah system ekonomi islam jurusan S1 – Ekomomi Syariah, semester IV




Disusun Oleh:
1.      Slamet Riyadi                   (63020160099)
2.      Ali Mustopa                      (63020160125)
3.      Khoir Umi Laksana           (63020160147)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum warahmatullahiwabarukatuh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah Nya kepada kita, sehingga terselesaikannya makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.
Makalah ini kami susun dan kami persembahkan terutama pada yang terhormat Bapak Mifdlol, dan segenap teman – teman. Semoga makalah ini kedepannya dapat bermanfaat bagi kita semua, dalam rangka menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama bidang system perekonomian.
Kami dalam melakukan proses penyusunan tentunya tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini, tanpa adanya bantuan dari pihak – pihak lain. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah melancarkan penyusunan makalah ini. Baik dari pihak perpusda dan perpustakaan IAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitas sebagai bahan referensi kami menulis, Bapak Mifdlol selaku dosen pengampu mata kuliah system ekonomi islam yang telah memberikan bimbingan, serta teman – teman sekalian atas dukungannya.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, terdapat kesalahan baik dari segi bahasa, isi, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak akan sangat bermanfaat bagi kami dalam rangka penulisan makalah kedepannya.
Sekian yang dapat kami sampaikan, semoga Allah melindungi kita semua
Wassalamualaikum Warahmatullahiwabarokatuh
Salatiga,          Februari 2018
Penyusun

DAFTAR ISI







BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Suatu Negara yang menyatakan kemerdekaannya tentu saja harus memenuhi syarat-syarat berdirinya suatu Negara antara lain terbentuknya system konstitusional atau perundang-undangan, system pemerintahan, sistem perbankan dan lain sebagainya. Tentu saja yang tidak kalah penting adalah sistem ekonomi suatu Negara.
Sistem ekonomi ini menjadi penting karena tentu saja dalam suatu Negara terdapat hubungan antara sumber daya dan seluruh warga negaranya termasuk pemerintahan. Sistem ini mengatur segala hubungan tersebut, bagaimana suatu masyarakat memiliki hak untuk memiliki dan memanfaatkan sumber daya tersebut, bagaimana pemerintahan mengatur jalannya produksi dan distribusi, dan masih banyak lagi. Sistem ekonomi inilah yang nantinya akan digunakan suatu Negara untuk menjadi titik fokus dalam menjalankan perekonomian untuk pencapaian suatu tujuan tertentu, diantaranya adalah kesejahteraan dan keadilan. Tanpa adanya sistem ekonomi yang mengatur, maka perekonomian suatu Negara dapat diprediksi akan kacau dan dapat berakibat juga dengan kehancuran Negara.
Membangun sistem ekonomi bukan perkara yang mudah dan oleh karenanya tidak mungkin dilakukan secara instan. Proses ini memerlukan sebuah usaha yang keras dan berjenjang karena sistem ekonomi bukan konsep teknis yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang berdifat pragmati. Tetapi, sistem ekonomi adalah sebuah konsep yang bersifat normative dan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan ekonomi yang sejalan dengan landasan ideologis masyarakatnya. (Shadr, 2008)
Pentingnya pembentukan sistem ekonomi yang telah disebutkan diatas, hal itulah yang menjadi latar belakang penulisan makalah ini. makalah ini akan membahas dasar dari sistem ekonomi, meliputi definisi dari sistem ekonomi, cirri-ciri, elemen-elemen, fungsi serta factor-faktor yang memengaruhi terbentuknya sistem ekonomi suatu Negara.

B.       Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, kami menyusun 5 (lima) rumusan masalah yang penting untuk dibahas, yaitu:
1.      Apa definisi dari sistem ekonomi?
2.      Apa saja diri-ciri sistem ekonomi?
3.      Apa saja elemen-elemen dalam sistem ekonomi?
4.      Apa fungsi dari sistem ekonomi?
5.      Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi terbentuknya sistem ekonomi?

C.      Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:
1.      Mengetahui definisi dari sistem ekonomi.
2.      Mengetahui cirri-ciri sistem ekonomi.
3.      Mengetahui elemen-elemen dalam sistem ekonomi.
4.      Mengetahui fungsi dari sistem ekonomi.
5.      Mengetahui factor-faktor yang memengaruhi terbentuknya sistem ekomomi.


BAB II

PEMBAHASAN

A.      Definisi Sistem Ekonomi

Menurut Nurullah, sistem ekonomi adalah satu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan keputusan yang mengimplementasikan keputusan terhadap produksi, distribusi, dan konsumsi dalam suatu daerah atau wilayah.[1] Definisi tersebut adalah definisi secara umum mengenai sistem ekonomi. Akan tetapi bila dilihat dari macam-macam sistem ekonomi, definisi sistem ekonomi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sistem ekonomi konvensional (dalam hal ini kapitalis, sosialis, campuran), dan sistem ekonomi islam. Berikut definisi dari setiap sistem ekonomi tersebut:
1.      Sistem ekonomi konvensional
 Sistem ekonomi merupakan sebuah wadah dimana para pelaku ekonomi berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.[2] Sistem ekonomi ini biasa sisebut juga sebagai ekonomi konvesional/materialis yang dimana perilaku ekonominya menjadikan materi sebagai kiblat dari segalanya. Sistem ini tentu saja berbeda dengan Sistem ekonomi Islam. Sedangkan Sistem Ekonomi Islam merupakan sistem yang menyandarkan kerangka acuanya pada dimensi moral dan spiritualnya.[3] Dengan demikian, sistem ekonomi konvensional adalah suatu wadah yang berisikan elemen-elemen dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk mencapai tujuan, yaitu keuntungan yang setinggi-tingginya.


2.      Sistem ekonomi islam
Ekonomi islam adalah iqtishad, sebagaimana dalam tujuan syariat islam yakni merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat yang disebut falah.[4] Sehingga sistem ekonomi islam adalah suatu tatanan atau mekanisme kerja dalam suatu perekonomian yang dilandaskan pada syariat islam dalam pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam ekonomi islam keuntungan atau materi bukanlah tujuan utamanya, melainkan lebih pada perbaikan akhlaknya. Dalam sistem ini juga lebih mengutamakan pemerataan (keadilan) ekonomi daripada pertumbuhan ekonomi.

B.       Ciri-Ciri Sistem Ekonomi

1.         Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang membebaskan setiap individu (swasta) untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam rangka pencarian keuntungan. Cirri-cirinya antara lain:
1)        Pengakuan yang tinggi terhadap hak milik tiap individu.
2)        Adanya kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
3)        Pengejaran keuntungan untuk diri sendiri.
4)        Bertujuan untuk mengejar materialism.
5)        Sistem yang diatur oleh mekanisme pasar.
2.         Sistem ekonomi sosialis
1)        Faktor produksi dan kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah.
2)        Tidak ada hak milik pribadi secara absolute.
3)        Kemungkinan munculnya politik ekonomi.
4)        Semua warga adalah karyawan Negara.
5)        Terbatasnya gerak para pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi.
3.         Sistem ekonomi campuran
1)        Hak milik swasta (individu) diakui selama tidak merugikan kepentingan umum.
2)        Sumber daya yang vital (kebutuhan orang banyak) dikuasai Negara.
3)        Pengeluaran kebijaksanaan ekonomi oleh pemerintah.
4)        Kebebasan untuk melakukan persaingan dan kegiatan ekonomi selama tidak melanggar kebijakan pemerintah.
4.         Sistem Ekonomi Islam
Berbeda dalam sistem ekonomi konvensional (sosialis, kapitalis, campuran) yang orientasi utamanya adalah pencarian untung yang sebesar-besarnya, sistem ekonomi islam lebih mementingkan kepentingan bersama (mashlahah ummat). Dalam sistem ekonomi islam, kegiatan ekonomi ditujukan tidak lain adalah untuk memperbaiki ahlak setiap umat dan juga meningkatkan keimanan. Sistem ekonomi islam dibangun bukan atas sistem yang telah syariah diturunkan oleh Allah, melainkan dibangun oleh setiap individu dalam suatu Negara yang perilakunya berdasarkan Syariat.
Menurut Khomaini (2005), konsep ekonomi islam berbeda dan tidak mengadopsi sistem kapitalisme barat maupun sosialisme. Sistem ekonomi islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun Negara kesejahteraan (walfare state).[5] Mansur dalam bukunya seluk beluk Ekonomi Islam memberikan prinsip yang lebih rinci mengenai sistem ekonomi islam, diantaranya:
1.        Kebebasan Individu.
2.        Hak terhadap harta.
3.        Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar.
4.        Jaminan social.
5.        Distribusi kekayaan.
6.        Larangan menumpuk harta.
7.        Kesejahteraan individu dan masyarakat.




C.      Elemen-Elemen Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi dibangun oleh elemen-elemen yang kemudian membentuk satuan kerja yang menyeluruh (Holesovsky, 1977). Menurut Susanti, elemen-elemen yang membentuk satuan kerja tersebut terdiri dari empat, yaitu:
1.         Kepemilikan Sumber daya.
2.         Pelaku ekonomi.
3.         Mekanisme penyelenggaraan ekonomi.
4.         Tujuan yang ingin dicapai. [6]
Dari keempat elemen tersebut dapat kami jabarkan sebagai berikut ini:
1.         Kepemilikan Sumber daya
Dalam sistem ekonomi kapitalis, kepemilikan sumber daya dibebaskan kepada setiap individu (swasta). Siapapun yang memiliki sumber daya tersebut diberi kebebasan untuk mengelola dan memanfaatkannya dalam pencapaian tujuan yakni pencarian keuntungan. Karena sistem ekonomi ini percaya bahwa efisiensi sumber daya akan dapat dihasilkan dengan sendirinya oleh mekanisme pasar. Dalam sistem ekonomi ini tidak dikenal dengan kepemilikan bersama baik itu sumber daya yang merupakan hajat hidup orang banyak maupun tidak.
Sementara itu, dalam sistem ekonomi sosialis, peran pemerintah sangatlah kuat. Dalam sistem ini bahkan kepemilikan individu ditiadakan, dan lebih dalam lagi bahwa semua sumber daya manusia atau semua warga merupakan karyawan bagi Negara. Sistem ini percaya bahwa penghapusan kepemilikan individu akan mengurangi terjadinya eksploitasi bagi setiap orang yang menguasainya, sehingga akan tercipta keadilan. Akan tetapi karena dominasi pemerintah yang sangat kuat, menyebabkan sistem ekonomi ini tidak dapat berkembang dengan cepat karena kebebasan pasar untuk berinovasi sangat dibatasi. Selanjutnya pemerintahan akan cenderung dictator.
Selanjutnya adalah pada sistem ekonomi campuran, dimana setiap individu diakui hak kepemilikannya dan dibebaskan dalam melakukan kegiatan ekonomi, akan tetapi pemerintah tetap menjadi lembaga yang membuat public police atau peraturan. Sehingga meskipun diberi kebebasan, setiap individu juga harus menaati peraturan atau kebijakan pemerintah tersebut.
Berbeda dari ketiga sistem ekonomi tersebut, yang beranggapan bahwa sumber daya dapat dimiliki (dikuasai) oleh pemerintah maupun individu, maka sistem ekonomi islam menawarkan solusi yang lebih adil. Dalam sistem ekonomi islam, sumberdaya merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan mutlak milik Allah SWT, sehingga tidak ada kepemilikan yang absolute kepada tiap individu maupun pemerintah. Dalam sistem ini, setiap manusia hanya merupakan pemegang amanah dari sumber daya yang harus dikelola untuk kepentingan hidup dengan baik, bukan untuk dikuasai.
Dari pernyataan tersebut, maka kepemilikan sumberdaya dikategorikan menjadi 3 yang utama, yaitu:
a)        Mutlak milik Allah SWT, manusia hanya penerima.
b)        Pemerintah yang berkuasa.
c)        Kepemilikan individu (swasta).
2.         Pelaku Ekonomi
Pelaku ekonomi adalah semua sector yang ikut serta dalam kegiatan perekonomian. Dalam berbagai sumber yang telah kami olah, pelaku-pelaku ekonomi tersebut diantaranya:
a)        Sektor pemerintah
b)        Sektor rumah tangga
c)        Sector swasta
d)       Sector  luar negeri
Sementara dalam sistem ekonomi islam Allah juga merupakan bagian dari ‘pelaku’ sistem ekonomi. Karena dalam islam tujuannya adalah keseimbangan material dan spiritual. Dan Allah merupakan pemilik absolute daripada semua sumber daya (alam semesta), dan manusia hanyalah pengelola atau yang diberi amanah oleh Allah.
3.         Mekanisme penyelenggaraan ekonomi
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah memberikan kebebasan dalam penyelenggaraan kegiatan ekonomi. Termasuk dalam hal ini penguasaan sumber daya, penentuan harga, semua diserahkan pada mekanisme pasar. Hal ini yang menyebabkan mudahnya terjadi ketimpangan social. Dimana siapa yang kuat diat yang bertahan. Dalam sistem ini, individu yang telah menguasai sumberdaya dialah yang bertahan. Karena tujuan utama dalam sistem ini adalah keuntungan, maka kepedulian terhadap individu yang lemah tidak diprioritaskan.
Sementara dalam sistem sosialis, penyelenggaraan dilakukan dimana sumber daya, kebijakan penentuan harga, dan lain sebagainya dikuasai oleh Negara. Termasuk Negara adalah penetu kebijakan penyelenggaraan ekonomi. Negara adalah komando dan semua individu didalamnya harus patuh terhadap kebijakan tersebut. Dampaknya adalah masyarakat tidak bisa secara leluasa mengembangkan kreatifitas, inovasi, dalam melakukan kegiatan ekonomi, karena semua telah diatur oleh lembaga pemerintahan. Lebih ekstrim lagi, membuka peluang bagi pemerintah untuk memimpin secara dictator.
Sistem ekonomi campuran berada ditengah-tengah antara sosialis-komunis. Dimana mekanisme kerjanya adalah pemerintah memberikan kebebasan terhadap setiap individu dalam melakukan kegiatan ekonominya. Persaingan bebas juga diterapkan dalam sistem ini, akan tetapi meskipun demikian, pada sistem ini, kebijakan tetap ditentukan oleh pemerintah. Pemerintah berfungsi sebagai pengawas dalam kegiatan ekonomi, sehingga diharapkan terjadi kegiatan ekonomi yang bebas tapi bertanggung jawab.
Yang terakhir adalah sistem ekonomi islam. Mekanisme sistem ekonomi islam sebenarnya paling sederhana dan mendasar. Dalam sistem islam yang paling ditekankan adalah pencapaian tujuan dalam rangka penyempurnaan akhlak. Mekanismenya adalah, dimana Allah SWT adalah pencipta dan pemilik segala sumber daya di muka bumi ini. manusia sebagai khalifah, hanya diamanahkan untuk digunakan kebaikan hidup selama di dunia. Manusia dibebaskan untuk melakukan pengelolaan sumber daya selama tidak melanggar syariat dan tidak merugikan manusia yang lainnya. Dlam sistem ekonomi islam juga melarang adanya penimbunan sumber daya dan pemilikan sumber daya pada segelintir orang saja. Karena pada dasarnya semua sumber daya ini adalah anugerah Allah untuk ummat manusia seluruhnya. Jadi, dalam sistem ini, selain pada pemenuhan kebutuhan individu, distribusi harta kekayaan juga diwajibkan (zakat, infaq, shadaqah, qakaf, dll). Hal ini agar tidak terjadi ketimpangan social, dan lebih dalam agar meningkatkan aspek spiritual manusia.
4.      Tujuan yang ingin dicapai.
Dalam sistem ekonomi konvensional (sosialis, kapitalis, campuran), tujuan yang ingin dicapai semata adalah tujuan material/fisik saja, walaupun tadi telah disebutkan mekanisme penyelenggaraan masing-masing sistem berbeda, tapi tujuannya secara umum adalah sama. Hanya beda sedikit dalam sistem ekonomi campuran, dimana disitu juga terdapat tujuan dalam rangka keadilan dan pemerataan sumber daya ekonomi. Akan tetapi tetap saja dalam sistem konvensional ini, kepentingan dari segi spiritual tidak begitu ditonjolakan.
Sementara dalam sistem ekonomi islam, karena sistem ini dibentuk dari kesadaran individu yang berakhlak, maka tujuannya adalah terciptanya keseimbangan antara material dengan spiritual. Maka, selain mengutamakan efektifitas, efisiensi, dan produktivitas, juga menutamakan aspek mashlahah bersama.

D.      Fungsi Sistem Ekonomi

Dalam suatu Negara, sistem ekonomi difungsikan untuk mengkoordinasi dan mengatur kegiatan ekonomi agar berjalan dengan baik. Dalam sistem ekonomi konvensional, fungsi sistem ekonomi sebagai coordinator kegiatan ekonomi adalah untuk mengatur bagaimana ekonomi harus dijalankan supaya tujuan tercapai. Dalam sistem konvensional, efisiensi, efektifitas, produktivitas, merupakan hal penting yang harus dikejar.
Sementara dalam sistem ekonomi islam, mekanisme kerja yang dimuat dalam sistem difungsikan untuk mencapai tujuan manusia, yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sehingga tidak hanya bagaimana memandang keuntungan material saja, tapi juga untuk pencapaian tujuan spiritual. Lebih dalam lagi, bahwa sistem ekonomi islam dibangun dengan prinsip kepemilikan, kebebasan, keadilan dalam pencapaian penyempurnaan akhlak.

E.       Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terbentuknya Sistem Ekonomi

1.      Faktor Internal
Faktor intern adalah factor yang berasal dari dalam Negara tersebut, tentunya berbeda dari setiap Negara di dunia, factor itu antara lain adalah:
a)      Sumber daya yang ada di Negara tersebut.
b)      Sistem politik dan pemerintahan.
c)      Ideologi yang dipakai dalam suatu Negara.
2.      Faktor eksternal
a)      Pengaruh dari Negara lain berupa sistem yang dianut.
b)      Pengaruh politik internasional.
c)      Pengaruh hubungan kerjasama dengan Negara lain.
d)     Pengaruh penjajahan oleh Negara lain.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan diatas tentang dasar-dasar sistem ekonomi, dapat kami simpulkan bahwa sistem ekonomi adalah tatanan atau mekanisme kerja sebagai coordinator dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Tanpa adanya sistem ekonomi dalam suatu Negara, maka perekonomian tidak akan berjalan dengan baik. Dalam sistem konvensional, Sistem ekonomi digunakan untuk pencapaian tujuan efisiensi, efektifitas, dan produktivitas sumberdaya. Sementara dalam sistem islam, sistem ekonomi digunakan untuk pencapaian tujuan manusia yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.


DAFTAR PUSTAKA


Munawar ismail. Dwi Budi Santosa dan Ahmad Erani Yustika, Sistem ekonomi Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dede nurohman. 2011. Memahami jasa-jasa ekonomi islam,Teras: Yogyakarta
Mansur.2009. Seluk Beluk Ekonomi Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Santosa, Eri Wibowo Agung. Ekonomi Islam dalam Konteks Ke-Indonesia-an (perspektif jalan ketiga).
Susanti, Elsa .2017. Elemen-elemen Sistem Ekonomi. www.elsasusanti29. blogspot. co. id. diakses pada 25 Februari 2018.
Ash Shadr, Muhammad Baqir.2008.Buku Induk Ekonomi Islam Istiqshaduna.Jakarta: Zahra.
Jurnal. 2017. Pengertian, fungsi, dan macam-macam sistem ekonomi. www.jurnal.id. Diakses pada 25 Februari 2018.


[1] Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdatul Ulama (STISNU), Nusantara Tangerang, Banten.
[2] Munawar ismail. Dwi Budi Santosa dan Ahmad Erani Yustika, Sistem ekonomi Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hlm 16
[3] Dede nurohman. Memahami jasa-jasa ekonomi islam,Teras, Yogyakarta, 2011 hlm 1
[4] Mansur.2009. Seluk Beluk Ekonomi Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Halaman 35.
[5] Santosa, Eri Wibowo Agung.Ekonomi Islam dalam Konteks Ke-Indonesia-an (perspektif jalan ketiga).hal.5
[6] Susanti, Elsa.2017. Elemen-elemen Sistem Ekonomi. www.elsasusanti29.blogspot.co.id. diakses pada 25 Februari 2018.